
Ia lahir di Banda Aceh 22 November 1963. Awalnya ia lebih dikenal sebagai dosen, usahawan, dan arsitek di Banda Aceh. Mengajar di Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, (1989 s/d 2006), Komisaris PT. Mega Desain Konsultan dan PT. Archie Forum Konsultan, (2006 s/d 2008). Meraih gelar Magister Teknik Arsitektur (S-2), ITB Bandung – 1998, dan Sarjana Teknik Arsitektur (S-1), ITS Surabaya – 1988.
Tapi dunia politik seolah memanggilnya pulang. Nova kemudian bergabung dengan Partai Demokrat dan memimpin Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrat Provinsi Aceh 2006-2011, dan kemudian mengantarkannya ke Senayan sebagai Anggota DPR RI dari daerah pemilihan NAD-1 pada Pemilu 2009 silam. Dia pula yang menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TIMKAMDA) SBY-Boediono, Provinsi Aceh pada Pilpres 2009 yang meraih kemenangan fantastis 94 %. Persentase tertinggi yang diraih SBY-Boediono di seluruh Indonesia.
Darah politik memang takkan pernah berhenti mengalir dari dalam tubuh pria jangkung ini. Ayahnya, HM Nurdin Sufie, adalah politisi kawakan yang menjadi Bupati Aceh Tengah pada 1970-1974, dan berhasil meletakkan pondasi pembangunan Aceh Tengah, sebelum kemudian dilanjutkan dan diisi oleh bupati berikutnya, HM Beni Banta Cut, BA.
“Saya memang berada dalam lingkungan politik. Bapak yang memperkenalkannya,” kata Nova. Dunia politik itu pula akhirnya menjadi muara hidupnya. Berkiprah sebagai wakil rakyat di Senayan, bukanlah sebuah pekerjaan mudah. “Aceh memerlukan perhatian besar karana baru saja selesai konflik dan tsunami,” kata Nova. Inilah yang dia suarakan di ruang-ruang sidang Komisi V, komisi yang membidangi infrastruktur dan perhubungan.
Sebagai putra Gayo, Nova ingin tetap merawat identitasnya. “Kemanapun pergi, saya tetap Gayo,” katanya. Ia berusaha tetap berkomunikasi dalam bahasa Gayo dan memperkenalkan kebudayaan Gayo dalam keluarganya. Nova menikah dengan DR Ir Dyah Erti Idawati, MT dan dikaruniai dua anak yang beranjak dewasa, Riandy Oyadiwa (18 Thn) dan Ghaqa Dirgandana (16 Thn).
0 comments:
Posting Komentar